1.Bukti Tertulis. Buat resolusi anda dalam bentuk
daftar poin-per-poin, cetak, lalu tempel di tempat-tempat yang sering
anda lirik (saya, misalnya, akan menempelnya di sebelah monitor laptop yang saya pantengi
berjam-jam setiap harinya). Kalau cuma diingat-ingat dalam hati,
yakinlah dalam dua minggu berikutnya anda sudah melupakan resolusi itu
selama sisa 350 hari berikutnya. :lol:
2.Jangan bikin resolusi banyak-banyak, maksimal cukup 3 atau 4 saja. Kalau di daftar anda ada lebih dari itu, pilihlah yang paling penting dan mendesak atau yang paling bernilai dan berharga
bagi hidup anda. Dengan hanya sedikit resolusi, pencapaian anda bisa
lebih fokus dan terarah, kemungkinan berhasilnya pun juga lebih besar.
3.Buat resolusi yang spesifik. Kalau target resolusi
anda abstrak atau rancu, pastilah pencapaiannya juga tidak maksimal
karena sulit menentukan titik keberhasilannya., Jangan hanya berikhtiar
untuk ‘bisa fotografi'; wujudkan keinginan itu secara spesifik, misalnya
‘mengikuti les fotografi tingkat pemula dan dalam 1 tahun sudah
mencapai tingkat mahir’.
4.Perjelas resolusi dengan langkah-langkah perilaku konkrit. Kita ambil contoh lain: Keinginan ‘hidup lebih sehat’ harus dibarengi dengan proses dan strategi
menuju ke sana. Buatlah daftar beberapa tindakan nyata yang bisa
mendukung resolusi utama anda, misalnya ‘menyertakan sayur dan buah
setiap makan’ atau ‘jogging keliling kompleks rumah tiap jam 5 pagi.’
5.Target perantara setiap beberapa bulan. Ini
fungsinya adalah untuk mengontrol agar kemajuan resolusi anda stabil dan
tidak dikebut menjelang akhir tahun (yang pada akhirnya hanya akan
membuat anda semakin malas
untuk mulai melakukannya). Untuk resolusi ‘berat badan berkurang 5
kilogram dalam setahun’, target perantaranya bisa berbentuk ‘pergi ke
dokter gizi bulan ini’ atau ‘berat badan berkurang setengah kilogram
tiap dua bulan.’
6.Resolusi dan perilaku yang realistis untuk dilakukan. Meski mungkin anda yakin bisa jogging keliling kompleks rumah tiap jam 5 pagi, coba
pikir lagi: realistiskah itu? Semakin sering anda gagal melakukannya,
akan semakin malas anda mencapai resolusi yang sudah anda tetapkan.
Mungkin ada bisa menurunkan frekuensinya menjadi jogging tiap Sabtu-Minggu saja, sementara di hari biasa anda berolahraga di pekarangan atau dalam rumah.
7.Catat keberhasilan. Setiap kali anda berhasil
melakukan satu perilaku tertentu, catat prestasi itu secara mencolok,
misalnya dengan tanda centang hijau besar di sebuah buku khusus atau
memasukkan duit seribu di celengan khusus. Ketika nantinya anda sedang
merasa malas atau tak termotivasi, anda bisa melihat kembali catatan itu
dan teringatkan kalau anda pernah (dan bahkan sering!) berhasil
melakukannya.
8.Beri hadiah bagi diri sendiri, entah ketika memenuhi
target perantara atau resolusi utama. Tentukan hadiah seperti apa yang
anda inginkan sejak awal merancang resolusi, sehingga hadiah ini bisa
menjadi salah satu motivasi tetap sepanjang tahun untuk terus berusaha mencapai resolusi anda.
9.Ciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian resolusi anda. Kalau anda berniat untuk berolahraga pagi-pagi sekali, pasang alarm
siapkan sepatu dan baju olahraga di samping ranjang sebelum anda tidur.
Sebaliknya, hindari pula lingkungan atau situasi yang bisa menghambat
pencapaian resolusi anda, misalnya pergi ke mal-mal tingkat atas ketika
anda sedang ingin berhemat.
10.Anda akan gagal minimal sekali, tapi jangan menyerah.
Banyak orang yang tidak pernah berhasil menyelesaikan resolusinya
karena mereka langsung menyerah setelah dua-tiga kali khilaf, sesuatu
yang disebut sebagai ‘what-the-hell effect‘. Kalau sejak awal
anda realistis dengan kesilapan yang mungkin terjadi kemudian, anda akan
lebih cepat kembali fokus ke pencapaian target ketimbang berlama-lama
menyesali diri. Dan patut disadari pula: kebiasaan buruk yang ingin anda
hilangkan lewat resolusi tidak akan pernah 100 persen musnah.
11.Cari pengawas resolusi anda. Bisa teman, pacar,
suami/istri, anak, saudara, orangtua, atau rekan sekerja; pokoknya
orang-orang yang sehari-hari sering bersama dengan anda. Beritahu mereka
mengenai resolusi anda, dan minta bantuan mereka untuk mengingatkan
anda kalau sedang khilaf atau memuji anda jika telah mencapai target
tertentu. Lebih baik lagi kalau kalian punya resolusi yang serupa
sehingga bisa melakukan resolusi itu secara bersama-sama. Tapi jangan
sampai mereka malah jadi ‘setan’ yang menggoda anda lho ya? ^^;
12.Alternatifnya, buat resolusi anda menjadi sesuatu yang publik. Misalnya mempublikasikan resolusi anda di Friendster/Facebook, blog,
atau situs pribadi. Ketika semua orang tahu resolusi anda, ‘tekanan
sosial’ yang tak nampak itu tentunya akan membuat anda gengsi jika gagal
mencapainya akhir tahun nanti.
13.hati-hatilah akan efek samping dari resolusi. Menurut John O’Neill, kepala sebuah klinik kecanduan di Houston,
AS, banyak kebiasaan buruk yang ingin kita hilangkan dalam resolusi
adalah sebuah cara mengatasi stres, misalnya merokok, minum-minum, atau
makan banyak. Kalau anda ingin menghilangkan kebiasaan buruk itu,
sebaiknya pikirkan juga cara lain untuk menanggulangi stres anda ketika
ia datang.
Semoga tips-tips di atas berguna bagi pencapaian resolusi tahun baru
anda atau penentuan target anda yang lain. Anda punya pengalaman
mengenai pencapaian resolusi yang berhasil atau gagal? Mohon
membagikannya dengan pembaca POPsy lain di kotak komentar di bawah ini. :D
http://popsy.wordpress.com/2009/01/02/13-tips-membuat-dan-melaksanakan-resolusi-tahun-baru-yang-efektif/
No comments:
Post a Comment